Friend List

Hidupku Hanya Tergantung Jam PasirMu

Mengapa?
Hidup adalah anugrah terindah yang kita dapatkan dari Sang Pencipta, dari berjuta-juta calon manusia hanya satu yang dapat sempurna seperti kita ini. Dimulai setitik darah, segumpal daging, tulang belulang, hingga darah yang mengaliri seluruh raga ini hanya sekedar ’tuk berharap satu roh mengisi jiwa ini, karena tak ada yang sempurna tanpa roh yang hidup.
Manusia adalah tempat bersemayam roh-roh yang antara satu dan lainnya tak akan sama di dunia. Anda pasti bisa membayangkan, berapa bentuk sifat / karakter manusia yang berbeda-beda di dunia? Tak akan ada seorang manusia yang dapat menghitungnya hanya sebatas jari-jari manis yang dimilikinya.
Lalu, Mengapa Sang Pencipta ”memberikan” kesempatan kita hidup? Bukankah calon-calon manusia yang ”disiapkan” Sang Pencipta hidup di Surga? Mengapa kita harus ”repot-repot” untuk hidup padahal calon roh / manusia yang akan hidup berada di Surga? Sepintas kita hanya akan tersenyum mendengar pernyataan itu tetapi apabila dibiarkan, kita sebagai manusia tak akan mengerti arti hidup sebenarnya.
Mengenai arti hidup, setiap manusia akan berbeda memaknainya karena Sang Pencipta memberikan keanekaragaman fikiran dalam memandang sesuatu. Lalu, apa tujuan anda hidup menurut pribadi? Hidup tidak hanya sebatas mata memandang yakni hanya bertujuan memasuki Surga dan menghindari Neraka. Hal itu terbukti dengan kita beribadah kepada Sang Pencipta hanya berinti pada Surga dan Neraka secara ”mati-matian”. Menurut beberapa sumber, lebih baik memposisikan hidup antara dunia dan akhirat daripada memposisikan hidup di akhirat saja dengan menganggap hidup di dunia ini bersifat ”maya”. Lalu, apakah anda tetap beribadah bila tak ada Surga dan Neraka? Jawabannya terdapat pada diri sendiri, semakin anda jujur menjawabnya semakin anda mengenal arti kehidupan ini.
Sebagian dari kita mungkin pernah menginginkan dunia ini abadi. Bahkan, para peneliti masih menggunakan pedoman seorang penemu asas relativitas waktu. Relativitas waktu menerangkan bahwa dua orang kembar berumur sama mempunyai pekerjaan yang sama hidup di dua daerah misal di Indonesia dan Brazil (kondisi alam sama), maka setelah beberapa tahun kemudian kedua orang kembar ini berbeda dari segi penampilan, yang satu terlihat tua dan yang satu terlihat muda padahal umur mereka sama. Itulah yang menjadikan dasar para peneliti menciptakan ”Mesin Pengendali Waktu”. Namun sebagai manusia yang mengerti arti kehidupan, hal tersebut pasti tak akan terjadi seiring teknologi yang semakin canggih. Kita tau bahwa hidup kita hanya tergantung jam pasirMu setelah jam pasir itu turun pasirnya maka hidup kita akan semakin berakhir dan benar-benar berakhir. Setelah Sang Pencipta membalikkan jam pasirNya, maka akan terjadi kehidupan yang baru setelah kita dan hal itu akan terus berulang-ulang hingga generasi-generasi berikutnya, serta satu yang menjadi hak Sang Pencipta bahwa kita tak akan tau kematian kita akan terjadi.
Oleh karena itu, daripada anda ”memelototi” layar komputer / laptop anda lebih baik anda segera bergegas berbuat yang lebih baik di hari ini, dan seterusnya.

1 komentar:

Like thiss!!

........._
......../..(|
.......(....:
.....__\....\.._____
...(____)...`|
..(____)|....'|
...'(____).__|
....(___)__..|_____

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More